Sabtu, 19 November 2011

Teringat Alm.Kakek.....

Tiba-tiba teringat Alm.Kakek....

Kamis, 20 September 2007.....

Tepat pukul 02.00 dini hari, telpon rumah berdering....malam sebelumnya perasaan sudah tidak enak...gelisah...kepikiran nenek yang lagi sakit,,yaaah..sudah hampir setahun nenek terbaring lemah setelah jatuh dari tangga. Yang mengangkat telpon Bapak, malam itu sontak seisi rumah terbangun....
“Pak, siapa?”
Bapak hanya terdiam sejenak memandangi kami, kemudian bilang :
“kakekmu sudah tidak ada”
Innalillahi wa innailaihi Raji’un....saya tidak tau apa yang saya rasakan saat itu, hanya bisa diam, gemetar dan air mata yang tak henti-hentinya menetes...
Ada penyesalan yang tak termaafkan hingga hari ini, 3 hari kakek sakit sebelum meninggal, tak sekalipun saya ke Jeneponto untuk menjenguk, rencananya hari Jum’at sore sepulang kuliah baru kesana, tapi sudah terlambat, kakek sudah tidak ada.
Rasanya malam itu juga mau Jeneponto....tapi Bapak bilangnya pagi saja....
Pagi itu perjalanan ke Jeneponto serasa begitu lama, jantungku berdetak kencang...Ya Allah...ini pertama kalinya saya kehilangan salah satu orang yang teramat kusayang...
Dari kejauhan, bendera putih sudah terlihat dari pinggir jalan, kebetulan Rumah nenek dipinggir Jalan Provinsi....sulit kuungkapkan...yang kurasa saat itu kakiqu bergetar, dada serasa sesak..sakit...betul-betul sakit...turun dari mobil, saya sudah merasa sangat lemah,,betul-betul lemah...di papah oleh salah satu paman, adik Ibu....ternyataaaaa....terjatuh dan pingsan...
Ghmm....Kakek...See How Much I Love You...
Hingga hari ini..4 tahun setelah kepergianmu air mataku selalu menetes kalau ingat tentangmu..
Saat sadar...rumah sudah begitu sesak karena full dengan orang-orang yang datang melayat...kupeluk nenek yang terbaring lemah, kupegang erat tangannya, mengusap air matanya, teringat betul saat itu nenek pun tidak bisa bicara, hanya menangis dan menangis. Berusaha kukuatkan hatiku, kulangkahkan kakiku berjalan keluar kamar dan mendekati jasad kakek-ku...hanya bisa memeluknya, rasanya tak ingin beranjak :’(
...............
Sungguh, saya terlalu menyayangimu....
Saya banyak belajar dari kakek, tentang kerja keras, tanggung jawab dan arti kasih sayang...
Kakek hanya petani biasa, tapi Alhamdulillah mampu membiayai sekolah 6 orang anaknya...
Setiap kali ke Jeneponto, malam hari sebelum istirahat, teringat betul saya dan kakek sering ngobrol di teras depan...bercerita banyak hal termasuk pengalaman hidup kakek...kakek-ku yang tidak pernah melihat bapaknya karena sudah meninggal semenjak kakek masih dalam kandungan...kakek-ku yang harus menjual kambing atau kerbau-nya ketika waktu pembayaran SPP anak-anaknya sudah tiba, kakek yang setiap harinya bisa menghabiskan sampai 3 bungkus rokok, kakek yang suka marah ketika saya telat makan, kakek yang rela berjalan jauh panas2an buat membelikan cucunya cemilan....Ya Allah....saya rindu kakek-ku... :’( , banyak hal yang saya rindukan tentangnya....
Beberapa moment yang mungkin tidak bisa saya lupa...
-       Waktu SMA saya pernah sakit sampai harus di opname 2 minggu lebih di RS.Pelamonia-Makassar,  sengaja kakek dan nenek tidak diberitahu, soalnya waktu itu nenek juga lagi sakit, kami hanya tidak mau bikin mereka khawatir.
Kakek sudah terlalu tua, penglihatannya juga sudah tidak terlalu jelas, beliau nekad ke Makassar setelah mendengar berita kalau saya lagi sakit....yang jadi masalah ke Makassar nya sendiri, astaghfirullah....betul-betul...kasih sayang seorang kakek ke cucu nya....saya sampe kaget waktu liat beliau sudah berdiri depan pintu...hohoho..teringat jelas ekspresi muka’nya waktu marah2 ke mama...ya iyalah...marah soalnya dapat info dari orang lain...^^
-       Kakek tau saya hanya makan ikan tertentu, hari itu kebetulan menunya tidak sesuai selera... “kek, kenapa ikan begini yang di beli?”, tanyaku....”Ohh...tidak kutau kalau kau tidak suka ikan begitu nak, ikan apa kau mau?nanti besok di beli” . Saya tau kalau saat itu kakek bohong, dia tau betul jenis ikan yang tidak saya makan, hari itu tidak tau alas an dia bohong apa. Keesokan harinya, dia duduk di depan rumah, katanya tunggu penjual ikan lewat…ghmm…lagi-lagi berbohong..katanya tidak ada penjual ikan yang lewat. Tidak lama setelah kakek meninggal, tante baru cerita, kalau ternyata hari itu kakek lagi gak punya uang, uangnya cumin cukup untuk beli ikan itu (=ikan yang tidak saya makan)…..astaghfirullah…nd tau mau ngomong..rasanya ingin memeluknya…maaf..maaf…maaf….dan terima kasih banyak.  :’(

Terlalu banyak hal-hal kecil yang kakek lakukan, tapi sekarang masih teringat jelas…terukir indah dalam hati…saya belajar pentingnya arti hal-hal simple penuh makna dari dia…

LOVE U…LOVE U…LOVE U SO MUCH…

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah luangkan waktu memberi komentar ^_^